Walaupun belakangan ini sudah muncul tipe-tipe yang lebih baru, Galaxy S3 tetap banyak digunakan. Di kalangan para teknisi pun, tipe ini termasuk yang paling sering dijumpai. Ditambah lagi, faktanya, rata-rata ponsel ini sudah lewat masa garansi, membuat para pemilik ponsel beralih ke bukan tempat servis yang resmi. Sebenarnya inilah yang paling ditunggu oleh kalangan penggiat jasa reparasi, ongkos servis bisa dipatok lebih tinggi. Namun tentu saja, dibalik keuntungan yang besar juga terkandung resiko yang besar pula. Jika salah menganalisa, bukan untung yang didapat. Karena faktor tersebut, banyak dari rekan-rekan teknisi yang merasa jeri ketika menghadapi kasus-kasus smartphone berharga tinggi.
Seperti kasus kerusakan Samsung Galaxy S3 yang dibawa seorang murid pada saat sesi pelajaran studi kasus (sesi yang paling ditunggu). Sang murid bercerita kalau ponsel yang sedang dikerjakan ini, LCD-nya bermasalah. Saat dinyalakan layar kosong, tidak ada tulisan apapun, hanya ada nyala lampu saja.
“Masalahnya saya sudah membeli LCD-nya, setelah diganti masalahnya tetap sama. Sudah mahal saya beli, tapi tetap tidak bisa juga, bagaimana ya caranya, pak?” Keluh si murid. Saya pun menjelaskan cara-cara perbaikan ponsel tersebut secara detail. Lalu, ponsel tersebut dikerjakan bersama-sama sampai selesai.
Untuk itu, pada kesempatan kali VTIGA hendak membahas cara perbaikan Samsung Galaxy S3 yang layarnya tidak bisa menampilkan gambar.
Kerusakan pada layar tidak selalu disebabkan oleh kerusakan pada modul LCD-nya, ada beberapa penyebab yang harus dianalisa. Diantaranya adalah, kerusakan software, jalur penghubung antara modul LCD dan CPU, dan juga masih ada penyebab lainnya. Untuk itu kita harus pintar dalam menganalisa, awalnya kita harus menentukan apakah kerusakan terletak dari sisi software atau hardware-nya. Caranya mudah saja, dengan menganalisa arus yang masuk ke ponsel kita dapat menentukan letak kerusakannya. Pada ponsel yang mengalami kerusakan software, pemakaian arusnya cenderung stagnan. sedangkan jika software bekerja baik, pemakaian arusnya sangat dinamis.
Kembali ke kasus yang dibawa si murid tadi, sewaktu diperiksa dengan menggunakan power supply, pemakaian arusnya tidak stagnan, sama seperti ponsel normal lainnya. Perbedaannya, arus sedikit lebih kecil. Ini wajar terjadi, karena saat LCD tidak bekerja, pemakaian arus cenderung mengalami penurunan. Kesimpulan sementara yang bisa diambil adalah software secara umum tidak ada masalah. Kerusakan ada di sisi hardware-nya.
Dari mana proses pengecakan hardware dimulai? Tentu saja dari konektor LCD-nya. Pada konektor inilah LCD akan disambung ke rangkaian utama pada main board.
Jangan anggap remeh konektor lcd ini. Mungkin adanya jamur sedikit pada konektor, bisa saja mengakibatkan tidak berfungsinya LCD.
Penyelidikan dilanjutkan pada jalurnya. Lihat skema di bawah ini.
Ada begitu banyak jalur pada konektor tersebut. Ada 44 jalur pada konektor LCD harus diperiksa. Dengan tehnik yang sudah diajarkan, si muridpun melaksanakan pengukuran pada konektor LCD.
Hasilnya adalah jalur normal. “Nah, langkah berikutnya bagaimana?” Tanya si murid
Selanjutnya kita lakukan pengukuran tegangan. Tegangan penting yang harus diukur adalah Vcc2_2V_LCD dan Vcc3_3V_LCD.
Tegangan VCC3_3V_LCD yang perlu diukur
Letak komponen
Hasil pengukuran si murid menyatakan tegangan VCC3_3V_LCD normal!
Pemeriksaan dilanjutkan ke tegangan kedua yakni VCC2_2V_LCD.
Posisinya
Didapatlah tegangan tidaklah normal! Mendekati nol,alias abnormal. Kemudian kita selidiki dari manakah asal tegangan tersebut. Nah inilah sumbernya.
Kamipun memfokuskan pengukuran pada IC ini. Jalur dan semua yang mungkin terjadi kami ukur, hasilnya adalah U707 memanglah rusak. Maka setelah mengganti U707 ini, ponselpun kembali normal.
0 comments:
Post a Comment