Indonesia Super League (ISL) 2014 usai 7 November lalu. Namun, urusan administrasi masih menyisakan persoalan. Manajemen Pelita Bandung Raya (PBR) mengklaim belum mendapatkan dana subsidi kompetisi. Mereka menuntut PT Liga Indonesia (PT LI) selaku operator kompetisi tertinggi tanah air memberi kejelasan kapan dana itu segera dicairkan.
Manajer PBR Rawindra mempertanyakan dana yang menjadi hak timnya selama mengikuti kompetisi. Sebab, uang tersebut akan sangat membantu timnya melunasi gaji para penggawa tim berjuluk The Boys are Back itu.
"Katanya suruh melunasi gaji pemain. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan kapan subsidi untuk PBR dicairkan. Karena subsidi itu untuk membayar tunggakan utang kami ke beberapa pemain, belum lagi bonus yang harus diberikan," keluh Windra saat ditemui di Kantor PBR, Bumi Bandung Raya, Surya Sumantri, Bandung, Sabtu (13/12).
Sebelumnya, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) melalui PT LI mengeluarkan peringatan akan menindak tegas kepada para klub kontestan ISL 2014 termasuk tim PBR, yang belum melunasi gaji para pemainnya. "Mereka (PSSI) bicara seperti itu, harusnya ngeluarin juga subsidi yang selama ini tertunda."
Dana subsidi yang akan diterima PBR, lanjut Windra, mencapai sekitar Rp3 miliar. Winda merinci, jumlah tersebut berdasarkan hitungan, peserta ISL dapat masing-masing Rp2 miliar. Kalau lolos 8 besar tambah Rp500 juta.
Nah, dengan prestasi PBR yang lolos semifinal, maka akan ada tambahan lagi. Winda menyebut uang senilai Rp3 miliar akan membantu PBR menyelesaikan permasalahan keuangan, tanpa ada utang dan piutang.
Dengan begitu, pihaknya berharap subsidi tersebut dapat segera dicairkan secepatnya. Apalagi selama ini beberapa penggawanya sudah tidak sabar menanti pelunasan.
"Tunggakan kami hanya satu bulan gaji. Tapi, itu tidak semua pemain. Hanya beberapa pemain saja yang tertunggak gajinya. Makanya kami sangat berharap subsidi tersebut segera cair. Karena sampai sekarang belum ada kejelasan, kapan akan ada pelunasannya," katanya.
Seperti diberitakan, PT LI telah memberikan warning dan akan menindak tegas kepada para klub kontestan ISL yang belum melunasi gaji para pemainnya pada musim 2014 kemarin. Operator ISL itu bahkan tidak akan main-main akan langsung mendepak klub yang 'nakal' tersebut dalam keikutsertaannya di kompetisi ISL 2015 mendatang.
Seperti yang diungkapkan CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono. Kata dia klub yang saat ini masih mempunyai tunggakan harus segera menyelesaikannya. Jika aset yang dimiliki tidak cukup untuk melunasi hak pemain maka larangan tampil di ISL otomatis langsung berlaku.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) ada tujuh klub yang belum menyelesaikan tanggunggannya yaitu Arema, Persija, Pelita Bandung Raya, Mitra Kukar, Persebaya, Persiba Balikpapan, dan PSM Makassar.
Sebenarnya ada delapan klub yang belum menuntaskan kewajibannya antara satu hingga empat bulan. Tapi, Persepam Madura United terdegradasi ke Divisi Utama pada musim depan.
Klub peserta ISL 2013/2014 semuanya mendapatkan revenue dari hak komersial sebesar Rp2 miliar. Hanya saja saat ini dana yang ada tinggal Rp1 miliar karena sisanya sudah dibayar di awal kompetisi.
"Dana akan diberikan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jumlah yang diberikan akan dipotong denda dari Komisi Disiplin atau yang lainnya," kata Joko Driyono.
Sesuai dengan rencana RUPS PT Liga Indonesia akan digelar paling cepat 23 Desember atau paling lambat awal Januari 2015.
Kompetisi ISL musim 2015 mendatang akan diikuti 20 klub yang terdiri dari 18 klub lama termasuk yang belum menyelesaikan pembayaran tunggakan gaji dan dua klub baru atau promosi yaitu Pusamania Borneo FC dan Persiwa Wamena.
0 comments:
Post a Comment