Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat (KBB) sedang menggodok untuk membuat peraturan daerah (Perda) larangan merokok di fasilitas umum pada 2015.
Sebagai awal Dinas Kesehatan bersama kader posyandu mendeklarasikan Cipta Kesehatan Lingkungan sebagai program kerja. Kepala Dinas Kesehatan KBB Pupu Sri Rohayati mengatakan, difokuskannya program kerja posyandu pada 2015 di bidang kesehatan lingkungan dijadikan momentum untuk men deklarasikan pola hidup sehat.
Yakni dengan tidak buang air besar sembarangan, termasuk memasyarakatkan selalu mencuci tangan dan tidak merokok di berbagai fasilitas umum. ”Kami coba merubah mindset masyarakat untuk meninggalkan pola hidup tidak sehat,” katanya.
Pupu menyatakan, larangan merokok di fasilitas umum yang dimulai di lingkungan keluarga dan perkantoran pemerintahan, merupakan bentuk awal sosialisasi dalam menerapkan dan menciptakan lingkungan yang sehat. Salah satu langkah yang diambil dan sudah dikoordinasikan dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) untuk membuat ruangan merokok.
”Dalam implementasinya kami harus mulai dari lingkungan keluarga, perkantoran pemerintahan lalu secara masif ke masyarakat umum,” jelasnya. Dia juga mengungkapkan, salah satu pendukung untuk menyukseskan kesehatan lingkungan diperlukan payung hukumnya. Pada 2015 Dinas Kesehatan akan memulai menyusun draft rancangan Perda Larangan Merokok di tempat umum.
”Jadi ini merupakan sosialisasi awal sebelum merancang aturan agar setelah perda ada bisa langsung efektif,” beber Pupu. Salah satu persiapan yang dilakukan, lanjut Pupu, Dinkes juga telah menyertakan petugas kesehatan di 30 Puskesmas untuk mengikuti pelatihan yang nantinya menjadi konselor berhenti merokok. Mereka langsung ditatar oleh konselor dari Australia. Saat ini sudah ada 30 konselor yang siap diturunkan kelapangan untuk men dukung kebijakan berhenti merokok.
Terkait peran posyandu dalam pembangunan, Bupati Bandung Barat Abubakar mengatakan, para kader posyandu memiliki peran penting dalam menyampaikan berbagai program pemerintah ke masyarakat.
Raden Bagja Mulyana
0 comments:
Post a Comment